SELAMAT DATANG | About Us | Contact | Register | Sign In

Beberapa Teknik Dasar Seo Blog Untuk Pemula

Bagi pemula, mungkin perlu basic atau dasar untuk mempelajari SEO. Belajar SEO ( Search engine optimization ) untuk blogger pemula memang harus dibedakan dengan pembelajaran SEO tingkat lanjut.

Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Filsafat. Tampilkan semua postingan

Cabang-cabang Tradisional dari Filsafat

Menurut sejarah, persoalan-persoalan filsafat telah dibahas dalam kategori-kategori berikut: logika, metafisika, epistemologi, dan etika.

LOGIKA

Filsafat berusaha untuk memahami watak dari pemikiran yang benar dan mengungkapkan cara berpikir yang sehat. Satu hal yang dijumpai dalam seluruh sejarah filsafat adalah ajakannya kepada akal, argumentasi, dan logika.

Setiap orang menggunakan argumentasi untuk menopang pendapat atau membedakan antara argumentasi yang benar dan yang salah. Tetapi bagaimana membedakan antara argumentasi yang benar dan yang salah?




Pada dasarnya, suatu argumentasi merupakan seba-sebab (premise/Inggris atau muqaddimah/Arab) untuk menguatkan atau menolak suatu posisi (conclusion/Inggris atau natijah/Arab). Logika atau mantik adalah pengkajian yang sistematis tentang aturan-aturan untuk menguatkan sebab-sebab yang mengenai konklusi; aturan-aturan itu dapat dipakai untuk membedakan argumen yang baik dari argumen yang tidak baik.

Argumentasi dan dialektika merupakan alat atau instrumen yang sangat perlu bagi ahli filsafat. Argumentasi harus mempunyai dasar yang sehat dan masuk akal. Tugas untuk menciptakan ukuran untuk menetapkan manakah argumen yang benar (valid) dan yang tidak benar adalah termasuk dalam cabang filsafat yang dinamakan logika. Kemampuan untuk memeriksa sesuatu argumen dari segi konsistensi logika, untuk mengetahui akibat-akibat logis dari asumsi- asumsi, dan untuk menentukan kebenaran sesuatu bukti yang dipakai oleh seorang filosof adalah sangat penting untuk berfilsafat.

METAFISIKA

Bagi Aristoteles, istilah metafisika berarti filsafat pertama (fisrt philosophy), yaitu pembicaraan tentang prinsip-prinsip yang paling universal. Istilah tersebut mempunyai arti sesuatu yang di luar kebiasaan (beyond nature).

Metafisik membicarakan watak yang sangat mendasar (ultimate) dari benda, atau realitas yang berada di belakang pengalaman yang langsung (immediate experience).
Tidak dapat diragukan lagi bahwa istilah metafisik adalah cabang filsafat yang sangat sukar dipahami. Metafisik berusaha untuk menyajikan pandangan- pandangan yang komprehensif tentang segala yang ada; ia membicarakan problema seperti hubungan antara akal dan benda, hakekat perubahan, arti kemerdekaan, kemauan, wujud Tuhan, dan kehidupan setelah mati.

EPISTEMOLOGI

Secara umum epistemologi adalah cabang filsafat yang mengkaji sumber- sumber, watak, dan kebenaran pengetahuan. Apakah yang dapat diketahui oleh akal manusia?; Dari manakah kita memperoleh pengetahuan?; Apakah kita memiliki pengetahuan yang dapat diandalkan?; Apakah kemampuan kita terbatas dalam mengetahui fakta pengalaman indera, atau apakah kita dapat mengetahui lebih jauh dari apa yang diungkapkan oleh indera?

Istilah untuk nama teori pengetahuan adalah epistemologi, yang berasal dari kata Yunani episteme (pengetahuan). Ada tiga pokok persoalan dalam bidang ini, yaitu:

(1)Apakah sumber-sumber pengetahuan? Dari mana pengetahuan yang benar itu datang, dan bagaimana kita dapat mengetahui? Ini semua adalah problema asal (origins).
(2)Apakah watak dari pengetahuan? Adakah dunia yang riil di luar akal, dan kalau ada, dapatkah kita mengetahui? Ini semua adalah problema penampilan (appearance) terhadap realitas.
(3)Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)? Bagaimana kita membedakan antara kebenaran dan kekeliruan? Ini adalah problema mencoba kebenaran (verification).

Dalam tradisi filsafat, kebanyakan dari para filosof yang telah mengemuka-kan jawaban terhadap persoalan-persoalan tersebut dapat dikelompokkan dalam salah satu dari dua aliran: rasionalisme atau empirisme. Kelompok rasionalis berpendapat bahwa akal manusia sendiri tanpa bantuan lain, dapat mengungkapkan prinsip-prinsip pokok dari alam. Kelompok empiris berpendapat bahwa semua pengetahuan itu pada dasarnya datang dari pengalaman indra, dan oleh karena itu pengetahuan seseorang terbatas pada hal- hal yang hanya dapat dialami.

ETIKA

Dalam arti yang luas, etika adalah pengkajian soal moralitas. Apakah yang benar, dan apakah yang salah dalam hubungan antar manusia? Dalam moralitas dan etika ada tiga bidang yang besar: etika deskriptif (descriptive ethics), etika normatif (normative ethics), dan metaetika (metaethics).

Etika deskriptif berusaha untuk menjelaskan pengalaman moral dengan cara deskkriptif. Etika deskriptif berusaha untuk mengetahui motivasi, kemauan, dan tujuan sesuatu tindakan dalam kelakuan manusia. Etika deskriptif berusaha untuk menyelidiki kelakuan perseorangan atau personal morality, kelakuan kelompok atau social morality, serta contoh-contoh kenudayaan dari kelompok nasional atau rasial. Etika deskriptif merupakan suatu usaha untuk membedakan apa yang ada dan apa yang harus ada. Tingkatan kedua dari penyelidikan etika adalah etika normatif (apa yang harus ada).

Di sini para filosof berusaha merumuskan perimbangan (judgment) yang dapat diterima tentang apa yang harus ada dalam pilihan dan penilaian. "Kamu harus memenuhi janjimu" dan "Kamu harus menjadi orang terhormat" adalah contoh dari penilaian (judgment) yang normatif (keharusan). Keharusan moral (moral ought) merupakan subject mater, bahan pokok dalam etika.

 Sejak jaman Yunani Purba, para filosof telah merumuskan prinsip-prinsip penjelasan untuk menyelidiki mengapa manusia bertindak seperti yang mereka lakukan, dan apakah prinsip-prinsip kehidupan mereka. Pernyataan prinsip-prinsip tersebut dinamakan teori-teori etika.

Tingkatan ketiga adalah metaetika atau critical ethics. Di sini perhatian orang dipusatkan kepada analisa, arti istilah dan bahasa yang dipakai dalam pembicaraan etika, serta cara berpikir yang dipakai untuk membenarkan pernyataan-pernyataan etika. Metaetika tidak menganjurkan sesuatu prinsip atau tujuan moral, kecuali dengan cara implikasi; metaetika seluruhnya terdiri atas analisa falsafi.

Apakah arti baik (good)?, dan apakah penilaian moral dapat dibenarkan?, dan adakah problema-problema khas dalam metaetika?

Philip Wheelwright telah menulis definisi etika yang jelas dan tepat tentang etika. Etika dapat dibatasi sebagai cabang filsafat yang merupakan pengkajian sistematis tentang pilihan reflektif, ukuran kebenaran, dan kesalahan yang membimbingnya, atau hal-hal yang bagus yang pilihan reflektif harus diarakan kepadanya. Wasalam (www.irwanteasosial.com).****

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Sabtu, Juni 06, 2015

Pengertian Filsafat Menurut Para Tokoh

Orang yang berfilsafat dapat diumpamakan sebagai seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. 

Filsafat adalah ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran/ rasio belaka.







Menurut Harun Nasution filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tak terikat tradisi, dogma atau agama) dan dengan sedalam- dalamnya sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.

Menurut Plato ( 427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada

Aristoteles (384-322 SM) yang merupakan murid Plato menyatakan filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda.

Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM) mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha untuk mencapainya.

Al Farabi (wafat 950 M) filsuf muslim terbesar sebelum Ibn Sina menyatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakekatnya yang sebenarnya.

Immanuel kant (1724 – 1804) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya 4 persoalan : yaitu (1) apakah yang dapat kita ketahui (dijawab dengan Metafisika) ,(2) Apakah yang boleh kita kerjakan (dijawab dengan etika), (3) Sampai dimanakah pengharapan kita (dijawab dengan agama) (4) Apakah yang dinamakan manusia (dijawab dengan antropologi)

Harold H.Titus mengemukakan 4 pengertian filsafat. adalah :
(1) satu sikap tentang hidup dan tentang alam semesta(Philosophy is an attitude toward life and the universe)

(2)Filsafat adalah satu metode pemikiran reflektif dan penyelidikan Akliah(Philosophy is a method of reflective thinking and reasoned inquired)

(3)Filsafat adalah satu perangkat masalah ( philosophy is a group pf problems)

(4)Fissafat ialah satu perangkat teori atau isi pikiran (philosophy is a group of
system of thouhg.)

Prof. Dr. Fuad Hassan guru besar psikologi universitas indonesia menyimpulkan bahwa filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal dalam arti mulai dari radix suatu gejala dari akar suatu hal yang hendak dimasalahkan, dan dengan jalan penjajagan yang radikal filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan- kesimpulan yang universal

Al- Farabi 
mengatakan bahwa filsafat adalah mengetahui semua yang wujud karena ia wujud.(al-ilm bil maujudat bimahiya maujudah). Tujuan terpenting mempelajari filsafat adalah mengetahui tuhan, bahwa ia esa dan tidak bergerak, bahwa ia memjadi sebab yang aktif bagi semua yang ada , bahwa ia mengatur alam ini dengan kemurahan, kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Seorang filosof atau al hakim adalah orang yang mempunyai pengetahuan tentang zat yang ada dengan sendirinya (al-wajibli-dzatihi), Wujud selain Allah , yaitu mahluk adalah wujud yang tidak sempurna.

Ikwanushafa bagi golongan ini, filsafat itu bertingkat-tingkat , pertama cinta kepada ilmu, kemudian mengetahui hakikat wujud-wujud, menurut kesanggupan manusia dan yang terakhir ialah berkata dan berbuat sesuai ilmum mengenai lapangan filsafat diketahui ada 4 yaitu matematika, logika, fisika dan ilmu ketuhanan. Sedang ilmu ketuhanan mempunyai bagian:1. mengenal Tuhan, 2 ilmu
kerohanian yaitu malaikat, 3. ilmu kejiwaan 4. Ilmu politik (politik kenabian, politij pemerintahan, politik umum, politik khusus) 5. ilmu akherat.

IBNUSINA
Pembagian filsafat bagi Ibnu sina pada pokoknya tidak berbeda dengan pembagian yang sebelumnya, filsafat teori dan filsafat amalan.

Filsafat ketuhanan menurut Ibnu Sina adalah: 

  1. Ilmu tentang turunnya wahyu dan mahluk-mahluk rohani yang membawa wahyu itu, dengan demikian pula bagaimana cara wahyu itu disampaikan, dati sesuatu yang bersifat rohani kepada sesuatu yang dapat dilihat dan didengar.
  2. Ilmu akherat (Ma’ad) antara lain memperkenalkan kepada kita bahwa manusia ini tidak dihidupkan lagi badannya, maka rohnya yang abadi itu akan mengalami siksa dan kesenangan. 
AL-KINDI ,diikalangan kaum muslimin , orang yang pertama memberikan pengertian filsafat dan lapangannya adalah Al-kindi,

ia membagi filsafat 3 bagian :(1)Thibiyyat (ilmu fisika) sebagi sesuatu yang berbenda (2) al-ilm-ur- riyadli (matematika) terdiri dari ilmu hitung , tehnik, astronomi, dan musik, berhubungan dengan benda tapi punya wujud sendiri, dan yang tertinggi adalah (3) ilm ur-Rububiyyah (ilmu ketuhanan)/ tidak berhubungan dengan benda sama sekali. Wasalam (www.irwanteasosial.com).****

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Sabtu, Juni 06, 2015

Liberalisme pada Titik Perubahan

Liberalisme pada Titik Perubahan
Perkembangan liberalisme pada abad ke-17 dan ke-18 berkaitan dengan perubahan sitsuai politik kaum borjuis. Pada masa Revolusi kaum borjuis di Inggris yang pertama, Hobbes memandang  umat manusia sebagai binatang-binatang yang cemas, yang hanya bisa mendapatkan keamanan dengan memberikan kekuasaan absolt kepada Negara.

Kedua ketika kepentingna kaum borjuis lebih terjamin , Locke mendang manusia sebagai makhluk-makhluk bermartabat yang memiliki hak bawaan yang hanya bisa dipertahankan secara efesien  dengan memberikan kekuasaan secara terbatas kepada Negara.

Pada masa Revolusi Industri , ketika kekuasaan golongan borjuis tampak tidak terbatas , Bentham memandang umat manusia sebagai binatang-binatang yang mencari kenikmatan , yang semestinya tidak lagi memberikan kekuasaan kepada Negara lebih dari yang diperlukan demi meningkatkan jumlah kenikmatan bagi manusia.

Yang terkandung dalam tiga bentuk liberalisme itu adalah gagasan bahwa manusia kepentingan individu mereka baik dalam hal keamanan hidup maupun  hak kepemilikan  perlindungan hak, atau peningkatan kenimatan.  Pada mulanya , liberalisme adalah serangan terhadap kaum bangsawan.
Filsafat Sosial Hobbes membela pemusatan kekuasaan di tangan penguasa berdaulat yang mmapu membatasi kekuasaan turun temurun kaum bangsawan dan menjamin kesempatan bagi kemajuan sosial melalui golongan Kaya.

Konsepsi Locke tentang hak alami  yang dimiliki semua oang tidak membenarkan hak turun temurun kaum bangsawan. Namun sesudah Revolusi Industri, kemengan atas kaum bangsawan itu menjadi sempurnna  dan taka da perunya  lagi untuk sennatiasa mengecam hak mereka  yang turun temurun. Kalaupun kaum bangsawan tetap berkuasa , hal ini hanya dimungkinkan dengan jalan mengadopsi metode kaum borjuis  dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.

Jadi terjadilah suatu perpaduan antara kepentingan ekonomi  dasar kaum bangsawan dan kaum borjuis. Pada saat bersamaan, kekuatan baru harus diperhitungkan: yakni kekuatan para produsen yang tidak mempunyai hak milik, kelas buruh industry.

Dalam konteks ini , pemebelaan atas kesetaraan hak tidak sepenuhnya menjadi kepentingan kaum borjuis. Revolusi perancis telah menunjukan  betapa sulit membendung tuntutan atas ksetaraan itu menjdi kesetaraan didepan hukum. Utilitariansime Bentham, dengan penekannanya ada gagasan bahwa semua orang setara dalam seluruh urusan  kehidupan, yang tidak lain adalah mencapai kenikmatan, berusaha menyingkirkan dari pertimbangan pemikiran segala macam ketidaksetaraan pada kondisi dan kesempatan awal. Filsafat sosial Bentham menyajikan kebahagiaan sebagai pencapaian personal dan ketidak bahagiaan sebagai akibta dari kelemaham personal.

Dimata berbagai kelompok kaum borjuis, utilitarianisme. Bentham itu terlampau radikal. Serangannya terhadap ide-ide moral tradisional  terlampau menyeluruh dalam pandangan semua orang kecuali para kapitalis yang sinis dan para intelektual tertentu. Namun apakah popular atau tidak filsafat sosial Bentham mempersatukan dan merasionalisasikan unsur-unsur penting yang terkandung dalam pandangan dunia dan pemahaman diri kaum kapitalis industri baru.

Antara tahun 1818, ketika sia-sia terakhir sistem gilda dan korporasi dihapuskan , dan pada tahun 1833, ketika benih-benih hukum perlindungan bruh mulai diberlakukan , pasaran tenaga kerja di Inggris telah bebas jika dibandingkan  masa-masa yang manapun sebelumnya.

Berlagsung pula pasar bebas  untuk pertanahan dan hampir seluruh komoditas. Sesudah tahun 1846, dan sesudah perjuangan  politik yang panjang , cukai atas impor gandum dihapus, dan dengan demikian perdangangan luar negeri pun diserahkan pada kekuatan pasar bebas. Namun sesudah puncak ini, berbagai pembatasan mulai diberlakukan terhadap berlangsungnya pasar bebas tu, dan dilakukan pula modifikasi terhadap teori ultirarian.


Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Kamis, April 16, 2015

Zaman pra-Yunani Kuno

Zaman pra-Yunani Kuno
Dalam masa lebih dari dua ratus tahun , yakni abad ke-8 samapai abad ke-6 sM, kehidupan masyarakat Yunani berlangsung di bawah pengaruh kehadiran dan kekuatan mitos-mitos serta mitologi. Persoalaan hidup dan kehidupan keseharian dipecahkan berdasarkan keterangan mistis dan mitologi.

Menurut Mustansyir dan Munir zaman ini memiliki ciri-ciri: Pertama , pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari didasarkan pada pengalaman , kedua engetahuan itu diterima sebagai fakta dengan sikap selalu menghubungkan dengan kekuatan magis. Ketiga , kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah menampakan perkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi. Keempat kemampuan meramalkan suatu peristiwa ata dasar peristiwa-peristiwa  sebelumnya  yang pernah tetjdai , misalnya gerhana bulan dan matahari.

Pada abad ke -7 SM, di Yunani muncul kebudayaan baru yang disebut polis. Polis berarti Negara-negara kota secara administrative dan kontitusional mempunyai otonomi dan bia mengatur kehidupan warganya sendiri.

Hal terpenting dari polis ini adalah keterbukaan warganya untuk menerima unsur-unsur baru dari luar. Olehnya itu, mulai tercipta kesempatan berdiskusi di pusat poli yang diebut agora. Kondisi ini menjadikan mitologi-mitologi tradisional mulai hilang kewibawaannya.

Mempelajari peristiwa alam, masyarakat mulai muncul keingintahuannya. Mulai mencari apa yang ada di balik fenomena . Wasalam (www.irwanteasosial.com).*** 

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Minggu, Maret 15, 2015

Latar Belakang Lahirnya Eksistensialisme

Eksistensi merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena ketidakpuasan beberapa filsuf yang memandang bahwa filsafat pada masa yunani hingga modern, eperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangann tentang spekulatif tentang manusia.

Eksistensialisme dapat lebih mudah dipahami sebagai aliran-aliran pemikiran yang tumbuh sebagai reaksi terhadap aliran-aliran sebelumnya. Eksistensialisme di sisi lain juga dipahami sebagai reaksi terhadap agama dan lembaga-lembaga politik yang sudah berkembang sebagai sebuah sistem.

Intinya adalah penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap kemampuan suatu kumpulan keyakinan , khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat dangkal, akademik, dan jauh dari kehidupan.

Pemberontakan terhadap alam yang impersonal yang memandang manusia terbelenggu dengan aktivitas teknologi yang membuat manusia kehilangan hakikat kehidupannya sebagai manusia bereksistensi.

Tokoh-Tokoh Eksistenialisme.
  1. Soren Aabye Kierkgeaard
  2. Friedrich Nietzsche
  3. Karl Jaspers
  4. Martiin Heidegger
  5. Jeans-Paul Sartre

Wasalam… (www.irwanteasosial.com)..***

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Minggu, Maret 15, 2015

Aliran-aliran dalam ontologi

ALIRAN-ALIRAN DALAM ONTOLOGI filsafat
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret secara kritis. Di dalam pemahaman ontologi dapat diketemukan pandangan-pandangan pokok pemikiran sebagai berikut :

1. Monoisme
Paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi ataupun berupa rohani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monisme oleh Thomas Davidson disebut dengan Block Universe. Paham ini kemudian terebagi ke dalam dua aliran:

a. Materialisme
Aliran ini menganggap bahwa sumber yang asal itu adalah materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya fakta. Yang ada hanyalah materi, yang lainnya jiwa atau ruh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Jiwa dan ruh merupakan akibat saja dari proses gerakan kebenaran dengan dengan salah satu cara tertentu. Alasan mengapa aliran ini berkembang sehingga memperkuat dugaan bahwa yang merupakan hakikat adalah:
Pikiran yang masih sederhana, apa yang kelihatan yang dapat diraba, biasanya dijadikan kebenaran terakhir.
Pikiran sederhana tidak mampu memikirkan sesuatu di luar ruang yang abstrak.
Penemuan-penemuan menunjukan betapa bergantungnya jiwa pada badan.
Oleh sebab itu, peristiwa jiwa selalu dilihat sebagai peristiwa jasmani. Jasmani lebih menonjol dalam peristiwa ini. Dalam sejarahnya manusia memang bergantung pada benda seperti pada padi. Dewi Sri dan Tuhan muncul dari situ. Kesemuanya itu memperkuat dugaan bahwa yang merupakan haklekat adalah benda.


b. Idealisme
Aliran idealisme dinamakan juga spiritualisme. Idealisme bderarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba ruh. Idealisme diambil dari kata “Idea”, yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam itu semua berasal dari ruh (sukma) atau sejenis dengannya, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan ruhani. Alasan aliran ini yang menyatakan bahwa hakikat benda adalah ruhani, spirit atau sebangsanya adalah:

Nilai ruh lebih tinggi daripada badan, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupoan manusia. Ruh itu dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya. Sehingga materi hanyalah badannya bayangan atau penjelmaan.
Manusia lebih dapat memahami dirinya daripada dunia luar dirinya.
Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang. Benda tidak ada, yang ada energi itu saja.
Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui pada ajaran plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di alam mesti ada idenya, yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi idealah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu.

2. Dualisme
Dualisme adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan karena adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan karena materi. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih memiliki masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut di atas. Sebuah analogi dapat kita ambil misalnya tentang jika jiwa sedang sehat, maka badan pun akan sehat kelihatannya. Sebaliknya jika jiwa seseorang sedang penuh dengan duka dan kesedihan biasanya badanpun ikut sedih, terlihat dari murungnya wajah orang tersebut.

Aliran dualisme berpendapat bahwa benda terdiri dari dua macam hakikat sebagai asal sumbernya, yaitu hakikat materi dan hakikat ruhani, benda dan ruh, jasad dan spirit. Sama-sama hakikat. Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama azali dan abadi. Hubungan keduanya menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini dalam diri manusia. Tokoh paham ini adalah Descrates (1596-1650 M) yang dianggap sebagai bapak filsafat modern. Ia menamakan kedua hakikat itu dengan istilah dunia kesadaran (ruhani) dan dunia ruang (kebendaan).
3. Pluralisme
Paham ini berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralisme bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuanya nyata. Pluralisme dalam Dictonary of Philosophy and Religion dikataka sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan alam ini tersusun dari banyak unsur, lebih dari satu atau dua entitas. Tokoh aliran ini pada masa Yunani Kuno adalah anaxagoras dan Empedocles yang menyatakan bahwa substansi yang ada itu terbentuk dan terdiri dari 4 unsur, yaitu tanah, air, api, dan udara. Tokoh modern aliran ini adalah William James (1842-1910 M). Kelahiran New York dan terkenal sebagai seorang psikolog dan filosof Amerika. Dalam bukunya The Meaning of Truth James mengemukakan, tiada kebenaran yang mutlak, yang berlaku umum, yang bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas dari akal yang mengenal.

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Jumat, Februari 13, 2015

Pengertian Filsafat

Pengertian Filsafat menurut para ahliHatta mengemukakan pengertian filsafat itu lebih baik tidak dibicarakan lebih dulu  (Hatta,1996:1:3). Nanti, bila orang telah banyak membaca atau mempelajari filsafat , orang itu akan mengerti dengan sendirinya apa filsafat itu menurut konotasi filsafat yang ditanyakan. Langeved juga berpendapat hal sama . Katanya , setelah orang berfilsafat sendiri, barulah ia maklum apa filsafat itu; dan makin dalam ia berfilsafat, akan makin mengerti ia apa filsafat itu (Langeved,1961:9)

Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata Arab yang menghubungkan rapat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memang dari kata Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam Bahasa Yunani kata philosophia merupakan kata majemuk yang terdiri atas philo dan Sophia; philo artinya  cinta dalam arti yang luas, yaitu ingin dank karena itu lalu berusaha mencapai yang diinginkan itu; Sophia artinya kebijakan yang artinya pandai , pengertian yang mendalam . Jadi menurut namanya saja filsafat boleh diartikan ingin mencapai pandai, cinta pada kebijakan.

Dari segi istilah terminology 
Melihat pengertian filsafat dari segi  istilah berarti kita ingin melihat filsafat pada segi definisinya. Untuk membuat definisi suatu objek kita harus mengetahui konotasi objek itu. Berikut ini  dikutipkan dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa pengarang, sesuai dengan konotasi filsafat yang ditangkap oleh mereka.

 Poedjawijatna mendefinisikan filsafat sebagai jenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran belaka.
Menurut Plato filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai  kebenaran asli, dan bagi Aristoteles filsafat adalah pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung di dalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.

Al-Farabi filsafat ialah pengetahuan tentang alam ujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya. Pythagoras , orang yang mula-mula menggunakan kata filsafat, memberi manusia yang paling tinggi nilainya ialah manusia pencinta kebijakan (Lover Of wisdom), sedangkan yang dimaksud olehnya dengan wisdom ialah kegiatan melakukan perenungan tentang tuhan.

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Kamis, Februari 12, 2015
jurnalisme warga

 
Romeltea Media