SELAMAT DATANG | About Us | Contact | Register | Sign In

Beberapa Teknik Dasar Seo Blog Untuk Pemula

Bagi pemula, mungkin perlu basic atau dasar untuk mempelajari SEO. Belajar SEO ( Search engine optimization ) untuk blogger pemula memang harus dibedakan dengan pembelajaran SEO tingkat lanjut.

Tampilkan postingan dengan label RADIO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label RADIO. Tampilkan semua postingan

Cara Pasang Radio Online Streaming di Blog

Saya sering mampir diblog orang dan dimanjakan dengan lagu-lagu yang enak didengar dan membuat saya betah berlama-lama diblog orang tersebut.  Lalau saya browsing kesana kesini untuk menemukan kodenya Cara Pasang  Radio Online Streaming di Blog Lalu di utak atik lagi kodenya. Lantas bagaikan mana Cara membuatnya.. ? Itu sih gampang kalau menurut saya.

OK Langsung saja. Agar kita dapat memasang Radio Online di Blog kita sendiri
1.  Mauk ke Dasbhor Blog Anda.
2.  Cari tata letak.
3.  Tambahkan Gadget.
4. Masukan kode Scriptnya.
5. Save.


Ini dia Kode Script Radio nya<center><script src="http://streamingkita.com/player/object.js" type="text/javascript"></script><div id="player"><a href="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer">Get the Flash Player</a> to hear this stream.</div><script type="text/javascript">var stream = 'http://radioegatama.myradio.web.id:8888/egatama';var autostart = 'true';var so = new SWFObject('http://streamingkita.com/player/play.swf','mpl','280','20','8');so.addParam('allowscriptaccess','always');so.addParam('allowfullscreen','false');so.addVariable('autostart', autostart);so.addVariable('file', stream+'%3Ftype%3D.flv');so.write('player');</script><center></center></center><center><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/tune.php?in=wax"><img border="0" src="http://streamingkita.com/files/wm.png" width="30" height="30" /></a><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/tune.php?in=pls"><img border="0" src="http://streamingkita.com/files/pls.png" width="30" height="30"  /></a><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/tune.php?in=ram"><img border="0" src="http://streamingkita.com/files/real.png" width="30" height="30"/></a><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/android"><img border="0" src="http://streamingkita.com/files/andro.png" width="30" height="30"  /></a><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/bb"><img border="0" src="http://streamingkita.com/files/bb.png" width="30" height="30" /></a><a href="http://radioegatama.streamingkita.com/iphone"> <img border="0" src="http://streamingkita.com/files/ip.png" width="30" height="30"/></a>    <center>

Hasilnya alias "penampakkannya" akan seperti ini:
Get the Flash Player to hear this stream.

Cara memasang Player Radio Online di Halaman Statis (Static Page):
1. Pages > New Page > Klik mode "HTML"
2. COPAS kode diatas tadi 
Cara Pasang Player Radio Online di Blog Blogspot. Good Luck and Wasalam
(www.irwanteasosial.com).*

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Selasa, Agustus 25, 2015

Sejarah Radio Komunitas


Radio komunitas eksis dalam banyak model dan ruang di dunia. Radio komunitas pertama muncul di Bolivia, Amerika Latin periode tahun 1947 yaitu radio buruh tambang yang menyiarkan problem kemiskinan. Kemudian berkembang pula di Kolumbia dan berbagai negara. Gereja, universitas dan kelompok etnis lokal memiliki radio komunitas masing-masing yang melayanikebutuhan komunikasi antartetangga. Amerika Latin adalah kawasan yang dinamis dalam perkembangan radio komunitas, disusul Asia dan Afrika.

Awalnya, di Asia dan Afrika, radio identik sebagai media yang dikontrol pemerintah. Dalam dua puluh tahun terakhir, pertumbuhan radio alternatif di luar pemerintah berlangsung pesat, termasuk radio komunitas. Di Filipina, uji coba radio pendidikan untuk warga sukses dan kemudian memberi inspirasi bagi negara lain (Fraser, 2001).

Di Australia, radio komunitas pertama diberi izin tahun 1970-an. Merupakan tipe radio yang dilarang beriklan, mencari dana dari loyalitas pendengar, dibedakan dengan radio komersial dan radio yang didanai pemeritah. Di Amerika dan Kadana, ada sekitar 300 stasiun radio komunitas, kebanyakan mentargetkan pendengar pada kelompok asli dan minoritas seperti gay, lesbian, dan siarannya memakai bahasa lokal. 

Siaran bertujuan menjaga kebersamaan dan berbagi informasi di antara mereka. Di Eropa sejak tahun
1970-an, radio komunitas berkembang dinamis, mendapat legalisasi di negaranegara seperti Inggris, Belanda, Perancis dan Italia. Inggris dicatat sebagai negara dengan radio komunitas paling mapan.

James B. McGrath dalam buku The Radio Format Conundrum mencatat, sejak tahun 1970-an di Amerika Serikat terdapat lebih dari 750 radio nonkomersial yang diberi lisensi Federal Communication Commission sebagai radio pendidikan. Radio yang dikelola institut dan universitas sebesar 75%, sisanya oleh lembaga keagamaan, LSM dan komunitas tertentu. 

Selain mendorong perkuliahan dan segala aktivitas akademis di kampus (laboratoryfor training in broadcast practices), radio jenis ini juga menjadi ruang memperdebatkan isu kebudayaan dan politik aktual. Tiap orang berbicara dan mengemukakan solusi dalam suasana dialogis.

Edwin Jurriens (2002) mencatat eksistensi radio komunitas di Indonesia merupakan perkembangan terpenting dari revolusi radio yang bervisi demokrasi paska runtuhnya rezim Soeharto. Radio komunitas hadir sebagai alternatif penyiaran yang lebih populis dan jauh dari manipulasi siaran oleh pengelola. Hal tersebut dikemukakan juga oleh Jurriens sebagai berikut:
”The theoretical discussion of community radio as well as the description of the Central Javanese radio stations make it clear that community radio has ademocratic right and duty to exist in Indonesian society, as it enables social groups to express themselves without interference of other parties, and contributes to the variety of the Indonesian media scene.” (Jurriens, 2002).

Secara historis, radio komunitas adalah istilah termutakhir yang dipergunakan kalangan aktivis, akademisi komunikasi dan resmi diadopsi parlemen Indonesia ketika merumuskan UU No. 32/2002. Cikal bakal radio komunitas adalah radio yang di era rezim Orde Baru mendapat stigma sebagai
radio gelap, radio ilegal dan sebagainya. 

Ketika akan dilegalisir oleh DPR, pihak pemerintah melalui Departemen Departemen Perhubungan mencoba menghambat radio komunitas melalui dua argumen utama. Pertama, Secara politis
keberadaan lembaga penyiaran komunitas khususnya radio dinilai akan mendorong disintegrasi bangsa. Argumen ini diangkat dari kasus sebuah radio di Ambon yang “dianggap” menyulut konflik agama. Kedua, Secara ekonomis dinilai memboroskan frekuensi. 

Pemberian izin penggunaan frekuensi radio komunitas mengkhawatirkan pemerintah karena mengurangi potensi komersial
dari transaksi frekuensi. Munculnya radio komunitas di Yogyakarta, Bandung dan Jakarta hampir
selalu berkaitan dengan organisasi kerukunan warga yang sebelumnya telah ada, baik inisiatif internal melalui serangkaian pertemuan maupun intervensi eksternal misalnya oleh Non Govermental Organization (NGO). Ada kesadaran
penuh, radio komunitas sudah dan akan menjadi pemain baru dalam konstelasi
radio siaran, meskipun ia masih menghadapi sejumlah kendala manajerial dan
kualitas sumber daya manusia (SDM) yang amat serius.

Posted by Irwantea Sosial
Irwantea Sosial Updated at: Sabtu, Desember 27, 2014
jurnalisme warga

 
Romeltea Media