Kebanyakan guru tidak punya blog. Alasan mereka tidak
sempat , tidak bisa! Kalau pun mereka sudah punya , jarang update. Alasannya juga sama tidak
sempat, tidak bisa.
Sibuk sekali bapak
dan ibu guru ini. Mungkin terlalu sibuk mendalami bahan ajar atau materi
yang akan disampaikannya di kelas.
Banyak (atau kebanyakan?) siswa juga tidak punya blog.
Alasannya sederhana : tidak punya laptop! Kalaupun sudah punya, jarang update.
Alasannya tidak punya laptop!
Serba tidak punya siswa kita ini. Oh, mungkin alokasi
dananya habis untuk bayar SPP, bayar kos (bagi yang jauh), keperluan sehari-hari, dan beli buku.
Blog memang bukan segalanya, tapi segalanya bisa terjadi
dengan blog. Bapak dan ibu guru bisa berbagi (share) ilmu dengan publik lewat
blognya. Mereka juga bisa memberikan tugas, materi mata pelajaran, dan unjuk
kemampuan menulis (baca: memberi teladan budaya menulis) kepada para siswa.
Haruskah Guru punya blog?
Tidak ada ketentuan perundang-undangan yang mengharuskan
guru punya blog. Blogging tidak masuk dalam syarat menjadi guru atau syarat
sertifikasi guru. Jadi, mengapa harus punya blog?
Ya, sudah, kalau memang guru tidak harus punya blog, maka
mari kita abaikan fakta berikut ini:
- Blog memudahkan pemberian tugas dan materi .
- Blogging = Menulis. guru ngeblog memberi teladan sekaligus membangun budaya menulis.
- Blog guru bisa menunjukkan kompetensi bidang keilmuannya kepada siswa dan publik.
- Blog membuka ruang ruang komunikasi interaktif sehingga komunikasi guru-siswa tidak hanya terjadi di kelas.
Lanjutan nomor 5, blog pun otomatis meningkatkan waktu
“tatap muka” guru dan siswa, apalagi bagi guru yang “jarang masuk”.
Blog menjadi “personal branding” yang bisa turut mengangkat
citra atau nama baik sekolahannya.
Sekali lagi, kalau memang bapak dan ibu guru “tidak punya
waktu” untuk nge-blog, mari kita abaikan manfaat, faidah, dan fadilah blog
tersebut.
Haruskah siswa punya blog?
Tidak punya blog bukan syarat jadi siswa, jadi buat apa
blog? kan sekolah tetap berjalan tanpa blog. Kecuali, sekali lagi, kecuali jika
guru mengharuskan tugas sekolah dimuat di blog masing-masing.
Jika siswa merasa tidak perlu nge-blog, mari kita abaikan
data berikut ini:
- Blog melatih keterampilan menulis (writing skill),
- Blog merangsang kreativitas berpikir, kemampuan riset, dan membuka ruang diskusi dengan sesama siswa di seluruh dunia.
- Blog bisa menjadi “gudang” penyimpanan ilmu yang didapatkan di kelas.
- Blog bisa menjadi “personal branding” dan “soft marketing” sehingga “mudah cari kerja”.
- Blog means business! Blog masa kini juga berarti bisnis, usaha berbasis internet, sehingga membuka peluang wirausaha online.
- Blog membangun jaringan dan pertemanan (networking and friendship) sehingga bisa “mencerahkan masa depan”. Ingat, kunci sukses “bertahan hidup” di era sekarang, selain skilladalah jaringan dan pertemanan!
Tentu masih banyak Manfaat blog lainnya bagi siswa. Tapi,
sudahlah, kalau memang siswa merasa tidak perlu nge-blog, abaikan saja Manfaat blogging tersebut.
0 comments:
Posting Komentar
You comment, I'll visit back your blog. If you have one :)